Slow ok..
"Hai, pagii
"Aku capek, pengen cerita. Coba ada kamu di sini…"
"hi
"Apa?"
"lagi apa."
Terpisah berkilo-kilometer jauhnya karena harus hidup berbeda kota, rutinitas yang kita miliki 180 derajat berlainan dari pasangan-pasangan lainnya. Untuk kita, tak ada kemewahan dalam wujud makan bersama, atau jalan-jalan menjelajahi tempat baru,jln2 di mall bareng.. Tak ada pula kalimat sesederhana "jemputmu yuk?", "Besok kerja kah?" atau "kita ketemu hari ini...
Walaupun kemarin2,Jadwal pertemuan kita hanya sekali dalam beberapa minggu— itupun harus didahului rencana yang matang. Tak boleh ada jam temu yang sia-sia karena kesempatan kita bertatap muka tak berlangsung selamanya. Kamu jadi terbiasa belajar mendisiplinkan diri. Ah, tak pernah ada hubungan yang membuatmu sehemat ini. Tiap pertemuan kita tentu butuh modal, walau hanya sekedar mkn..
Begitu juga denganku ingin segera menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan buru2 plng ke rmh..agar bisa meng-on-kan ponselku dan puas bs chat denganmu. Bagiku sesi itu — serta deretan message WhatsApp kita — adalah nyawa. Hal-hal yang begitu remeh bagi ribuan pertemanan lainnya.
Namun jujur, tak selamanya aku bisa berpikir baik. Ada saat di mana jarak membuatku cemburu, mencemaskan utuhnya perasaanmu. Kadang lebih mudah bagiku untuk menyerah pada keadaan. Jika bukan karena beberapa hal, mungkin aku tak akan sekuat sekarang.
Kita hanya sekeder teman,,
Tidak pernah ada janji terlontar dari bibir kita..
Tapi Aku selalu menyimpan rindu. Hampir apapun kulakukan demi menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu.
"perteman jarak jauh itu banyak positifnya, bebas, lo bisa lebih punya me-time.
Tentu itu ada benarnya: setelah kita hidup di negara yang berbeda, aku merasakan "suasana baru" dalam hari-hariku. Tak ada janji ketemu ntr sore, nnti kita mkn bareng ya..!!!artinya skrang bebas berkumpul dengan teman-teman sampai larut malam. Tak harus menunggu2 kamu ajak ketemu ku.., artinya waktu lebih banyak untukku menyelami kebiasaan yang sempat lama tak kuurus lagi. Pada awalnya, suasana ini memang cukup kunikmati.
Tapi "sisi positif" itu lambat laun terkikis rindu. Mana bisa aku berkonsentrasi pada kebiasaan yang kutekuni jika lebih dari sekali, kau melintas di bayanganku? Aku pun selalu membayangkan: betapa jauh lebih menyenangkannya, jika kursi kosong di sampingku ditumpangi tubuh ombotmu..
Faktanya aku selalu menyimpan rindu. Hampir apapun kulakukan — kau tahu — demi bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu.
Ada beberapa hiburanku. Pesan darimu, beserta gambar yang kau kirimkan setiap waktu
Selalu ada pesan manis darimu
Tahukah kau apa yang membuatku tersenyum? Bangun di pagi hari dan melihat lampu LED ponselku berkedip ungu. Tanpa melihatnya pun aku tahu, itu pesan darimu.
"pagii." Kadang pesanmu sesingkat itu.
"Hi lagi ap?cuti kah,mau kmna mu hari ini..~~"tapi kadang kau selalu memberikan saran untukku menghabiskn masa boring,,untuk pergi mainlah...
"hahaha ok."
"Ah,
Percakapan sesederhana itulah yang sanggup menyulam senyum di wajahku. Oh, dan tentu aku masih ingat: tab ini,kamu yg temeni ku tuk membelinya..
"Bagus ko? Tipis, gampang kamu bawa kemana-mana," aku seneng bnget waktu itu
"ciee punya tab baru. Nanti bs kirim foto yang banyak,!"
Mlm ini, ada sebuah gambar yang menjadi pesan darimu. Tak butuh waktudownload terlalu lama sebelum ia muncul di layarku. Foto dirimu, jernih dengan warna yang kaya. Kau terlihat lucu..dan ku menyukainya..
Ah, betapa kau selalu berusaha ceria. Betapa kau selalu berhasil membuatku berkali-kali mengagumimu.
Bagaimanapun, aku mesti berlapang dada. Ujian ini adalah demi masa depanMu
Ini hanya untuk sementara..ataupun slmanya kita akan seperti ini..
Seperti tadi aku mengaku: aku selalu rindu. Namun aku pun tahu, bukan hubungan yang sehat namanya jika aku tak punya dunia selain dirimu. Itulah yang selalu kuputar di rongga kepala setiap waktu: dalam hari-hari di mana aku merasa rinduku sudah keterlaluan hebatnya. Paling tidak, aku masih punya banyak hal yang bisa kunikmati selagi kau tak ada di sini. Aku pun beruntung, dikelilingi teman-teman sejati.
"Elah, sendirian terus… Apa bedanya kamu sama jomblo kayak kita?"
Aku tertawa saja mendengar lawakan mereka. (Hei, jangan dikira aku tak bisa lagi tertawa!) Kau pun pasti senang mendengar keadaanku relatif baik-baik saja. Aku masih makan dengan lahap, bekerja dengan giat, berkumpul dengan teman-teman hingga lupa waktu dan mentari pagi yang mengingatkanku.
Perpisahan ini sementara.entahlah!!Kau lakukan demi masa depan yang lebih baik untukmu. Kau selalu berkata, "Aku "pergi" bukan untuk bersenang-senang,tapi ku harus kumpul uang dan berhemat." Kau bekerja tanpa lelah, mengejar ambisi. Aku pun berusaha begitu: menyibukkan diri dalam proyek-proyek pribadi serta kebiasaanku agar setiap waktuku di sini tak terbuang tanpa arti.
Setiap aku ingin bertemu, kubuka ponselku dan kau akan ada di sana. Meyakinkanku bahwa kita takkan bertekuk lutut pada jarak yang menganga
Apa jadinya jika aku harus mengirim surat setiap rindu?
Setiap rinduku membumbung dan kurasa aku takkan bisa menahannya lagi, aku akan membuka layar ponselku dan di situlah kutemukan dirimu. Kau tersenyum menyapa. Dengan senyummu yang ceria, kau meyakinkanku semua baik-baik saja.
Kadang aku bertanya sendiri: bagaimana bisa orang zaman dulu melalui hubungan seperti ini? Aku masih beruntung karena hanya tinggal meraih ponselku jika rasa kangen mulai liar. Kita bisa berbagi foto,dan ku bisa lihat keadaanmu setiap harinya..Sedangkan mereka, apa yang bisa diandalkan jika keinginan melepas rindu membakar?
Berjanjilah untuk selalu percaya. Jarak ini bukan apa-apa dibandingkan masa yang sudah menantiku
Ini hanya sementara.ataupun harapan untuk bertemu tidak akn pernah ada
Beratnya hari-hari yang ku lalui saat ini bukannya tanpa balasannya. Andai ku berlapang dada — sedikit lagi saja — pengorbanan ku sekarang tak akan sia-sia. Aku berjanji; dan semoga kau memercayainya.
Ingatkah saat kita dulu pertama kali bertemu,kau berjanji untuk slalu menjagaku selaku ku berada di sini? Hingga sekarang, aku tak pernah merasa salah telah berteman denganmu. Kau yang baik hati dan slalu perduli. Kau yang sepenuh hati mengejar cita-cita, kau yang selalu ceria. Kau yang membuatku menjadi aku yang seutuhnya.
Jarak kita sekarang bukan apa-apa dibandingkan masa depan yang akan kita raih. Sebelum terlalu lama, kita akan bertemu lagi. Dan ada saatnya nanti, di masa yang akan datang, aku tidur tak lagi ditemani tab ini, namun hangatnya tubuhmu. Kita tak akan mengucapkan selamat tinggal — hanya selamat malam.(walau sebenernya ini adalah sebuah impian dan harapan saja)
Sebelum waktu itu tiba, kita harus bahagia dengan apa yang ada. Untuk sekarang, cukup puas dulu dengan tab di tangan serta doa yang terapal, ya?
Dariku,
Yang setiap pagi menanti pesan baru darimu
Pengirim: Iren Pinem
0 comments:
Post a Comment