Kementerian Kelautan dan Perikanan meresmikan sentra ikan asap di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Propinsi Jawa Tengah, yang diresmikan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Ir Saut Parulian Hutagalung M.Sc.
Masyarakat Di Desa Wonosari mempunyai mata pencaharian dibidang usaha budidaya ikan dan pengolahan hasil perikanan. Setiap harinya, tak kurang dari 3 ton/hari ikan asap berbagai jenis mampu dihasilkan warga setempat.
Acara peresmian ini juga dihadiri puluhan nelayan dan pengusaha perikanan budidaya, serta diisi dengan aksi ’’gemar makan ikan†oleh ratusan siswa SDN Wonosari Bonang. Hadir pula Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prop Jateng Ir Subagyo MM, Bupati Drs H Tafta Zani MM, Kepala Dinlutkan Kabupaten Demak H Achmad Nur Wahyudi, serta Sekda Drs H Purwono Sasmito.
Potensi hasil tangkapan ikan laut nelayan Kabupaten Demak dapat ditunjukan dengan panjang pantai 34,1 Km yang membujur dari Kecamatan Sayung sampai Kecamatan Wedung, serta 27 desa dikecamatan tersebut merupakan desa-desa sentra nelayan, petani ikan, pengolahan hasil perikanan serta bakul ikan. Hasil tangkapan laut nelayan Demak mayoritas berupa ikan kembung, bawal, tongkol, teri nasi, teri hitam dan layur sedangkan hasil budidaya didominasi ikan bandeng, udang windu dan lele. Sedangkan untuk pengolahan hasil perikanan adalah penghasil kerupuk ikan, kerupuk udang, ikan pindang, ikan asin, ikan kering tawar, trasi, petis, bandeng presto, otak-otak bandeng, bandeng cabut duri, dendeng ikan, abon ikan, keripik lele dan lain lain.
Selain usaha budidaya ikan, terdapat pula kelompok usaha dibidang pengolahan ikan anatar lain pengasapan ikan, ikan panggang dan pemindangan dengan nama “Asap Indahâ€. Dari pengolahan ikana asap tersebut juga dihasilkan produk sampingan berupa petis ikan, kerupuk catak (kerupuk dari laberin ikan manyung) yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan limbah pengasapan yaitu arang tempurung kelapa juga mempunyai nilai jual sebagai bahan arang karbon.
Kemajuan bidang pengolahan ikan asap didukung oleh pendampingan dari pemerintah kabupaten, provinsi bahkan pusat. Menurut Dirjen P2HP, sejauh ini masih banyak warga Indonesia yang belum bisa mengonsumsi ikan dengan mudah lantaran tempat tinggal mereka jauh dari laut. Untuk itulah, Dirjen P2HP melakukan berbagai upaya agar tangkapan nelayan maupun ikan budidaya bisa terdistribusi hingga ke daerah-daerah yang terletak jauh dari pesisir.
Menurut Dirjen P2HP, agar penyebaran ikan bisa meluas maka sentra-sentra pengolahan ikan harus diperbanyak. Perbanyakan sentra pengolahan ikan sekaligus sebagai upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, serta menjaga ikan itu sendiri agar lebih awet sehingga tidak hanya bisa dikonsumsi saat kondisinya segar namun juga dalam bentuk olahan .Lebih Banyak
Produksi ikan kita secara nasional mencapai 11 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, 80 persen untuk konsumsi dalam negeri. Sejauh ini memang lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk ikan segar. Namun perlu diingat, bagi warga pegunungan tentu akan lebih sulit dalam memperoleh ikan segar. Makanya saya sangat mendorong pembangunan sentra pengasapan ikan di Demak ini karena sejalan dengan misi Dirjen P2HP,’’ ujarnya.
Dikatakan, adanya sentra-sentra pengolahan ikan menjadikan pemerintah lebih mudah dalam melakukan pembinaan kepada para pelaku usahanya. Pembinaan penting agar para pelaku usaha pengolahan ikan bisa meningkat ketrampilan dan kesejahteraannya, sekaligus lebih mementingkan kualitas produksi.
’’Kami ingin para pembuat ikan olahan bisa memenuhi aspek kualitas, kontinuitas, juga packaging. Kita juga ingin agar ikan-ikan olahan yang beredar di masyarakat benar-benar aman dan laik konsumsi. Karena itu saya berpesan agar para pengasap ikan di sini memperhatikan kebersihan dan keselamatan konsumen,’’
Dalam kesempatan itu Dirjen P2HP juga menegaskan bahwa tempat untuk pengasapan ikan di Wonosari jumlahnya akan ditambah. Diakuinya, sejauh ini baru 28 unit yang sudah direalisasikan. Sedangkan pengajuannya sebanyak 98 unit sehingga masih kurang 70 unit. Kekurangan yang ada diusahakan terealisasi selambat-lambatnya pada tahun 2013.
Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prop Jateng mengatakan, potensi perikanan Jawa Tengah cukup besar. Produksi perikanan tangkap tahun 2011 mencapai 269 ribu ton, naik sekitar 18 persen dari tahun 2010 yang sebanyak 189 ribu ton.
’’Ikan sebanyak itu rata-rata dikonsumsi segar. Namun tidak sedikit pula yang diolah. Di Jateng sendiri, setiap daerah memiliki jenis ikan olahan yang khas. Misalnya Demak dengan lele asapnya, Juwana Pati dan Semarang dengan bandeng presto, kemudian Rembang terkenal dengan ikan pindangnya,’’ katanya.
Bupati Tafta Zani menyampaikan, keberadaan tempat pengasapan ikan di Wonosari sangat bermanfaat bagi warga setempat. Selain mengurangi potensi penyakit akibat polusi udara, juga memudahkan warga dalam melakukan aktivitas produksi.
0 comments:
Post a Comment